Batako dan Tripleks dari Limbah Mahoni

PDF Cetak E-mail
Selasa, 05 April 2011 11:45
Alfian Try Putranto alias Alfi, siswa kelas XI SMA Negeri 6 Yogyakarta, membuat bahan bangunan (batako dan tripleks) dari limbah pohon mahoni. Eksperimen Alfi dipicu rasa penasaran dan terinspirasi dari kakak kelasnya yang mengolah minyak dari biji mahoni.

biji_mahoni"Mubazir sekali lihat sampah mahoni yang berserakan dibuang ke kali," ujar Alfi.

Sejak kelas X, Alfi berminat pada penelitian karya ilmiah. Ia pun bergabung dalam Muda Wijaya Green School Comunity (MWGSC), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya.

Alfi memarut limbah mahoni agar menjadi serbuk, kemudian dicampur lem kayu sehingga menjadi seperti adonan. Setelah itu dicetak dengan alat pengepres sehingga menjadi bahan pengganti tripleks. "Dari awal, saya yakin ini pasti bisa jadi sesuatu," ujarnya. Setelah diuji, ternyata tripleks hasil inovasi Alfi  memiliki keunggulan, yaitu antirayap dan antijamur. "Mahoni kan mengandung zat saponin yang beracun bagi rayap. Jamur juga tidak dapat tumbuh di kulit mahoni," jelas Alfi.

Sedangkan kelebihan batako yang terbuat dari limbah mahoni adalah kedap suara dan anti lumut. Menurut Alfi, hasil temuannya ini memiliki daya rambat bunyi yang rendah dan juga dapat mengurangi kelembaban, cocok untuk membangun studio band.

Meski belum dipasarkan, menurut Alfi tripleks dan batako dari limbah mahoni pasti lebih murah harganya dibanding tripleks dan batako biasa. "Kami  ngambil limbah mahoni yang berserakan di pinggir jalan. Selain itu juga bisa mengambil ke tempat pengolahan mahoni," kata siswa yang bercita-cita menjadi programer video game ini. (*/Tribun Jogja)